Jumat, 11 Januari 2013

Kehidupan Alam Pulau Bawean

Fauna dari Pulau Bawean umumnya cukup mirip dengan Java. Awalnya, sebagian besar pulau ditutupi oleh hutan hujan, tetapi sebagai akibat dari aktivitas manusia wilayahnya secara bertahap menurun dan pada akhir abad ke-20 itu tidak lebih dari 10% dari pulau. Sekitar 15% ditempati oleh Jati umum artifisial ditanam (Tectona grandis).
Hutan lokal dicirikan oleh rendahnya understory padat dengan dominasi pakis, anggrek, dan bryophytes. Jenis pohon yang paling umum adalah Ficus, Nauclea dan Symplocos adenophylla. Beberapa spesies tanaman tidak terjadi di Pulau Jawa dekatnya, seperti Canarium asperum, Pternandra coerulescens, Pternandra rostrata, Champera manilana, Ixora miquelii, Phanera lingua dan Irvingia malayana. Semak Mangrove terjadi di beberapa daerah pesisir pulau, dengan spesies utama yang Sonneratia alba, Rhizophora mucronata, Bruguiera cylindrica dan Lumnitzera racemosa.
Perwakilan paling menonjol dari fauna pulau adalah subspesies lokal endemik rusa Bawean yang dikenal sebagai rusa, babi rusa Kuhl atau rusa Bawean babi (Axis kuhlii). Hal ini dianggap sebagai simbol Bawean dilindungi oleh hukum Indonesia. Dengan kurang dari 250 orang, dimana lebih dari 90% milik populasi tunggal, itu dianggap "terancam punah" dan dimasukkan ke dalam daftar merah IUCN.
Bawean host mamalia langka lainnya, seperti kepiting-makan Macaque (Macaca fascicularis), Sunda Porcupine (Hystrix javanica), India Kecil Luwak (Viverricula indica), Asian Palm Civet (Paradoxurus hermaphroditus). Burung yang paling umum adalah Black-crowned Night Heron (Nycticorax nycticorax), Purple Heron (Ardea purpurea), Great Frigatebird (Fregata minor) dan Gull-billed Tern (Gelochelidon nilotica). Reptil yang diwakili oleh berbagai jenis kadal (Varanus sp.), Reticulated python (Python reticulatus) dan buaya muara (Crocodylus porosus) yang kadang-kadang (jarang) berenang ke pulau itu.
Alam tindakan konservasi dibawa kembali ketika Bawean berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Pada tahun 1932, lima hutan dengan luas total 4.556 hektar dinyatakan cagar alam. Pada tahun 1979, dua nasional (Indonesia) cagar alam diciptakan dengan bidang 3.832 dan 725 ha, sebagian besar untuk melindungi hutan dan habitat Rusa Bawean.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar